Mengenal Rumah Adat Bali Serta 10 Bagiannya Yang Unik

Penggunaan elemen-elemen tradisional dalam sebuah tempat tinggal tidak selalu memerlukan pembangunan rumah adat secara menyeluruh. Sebaliknya, Anda dapat menggabungkannya dengan konsep modern, yang akan memberikan tempat tinggal Anda kesan yang unik dan tidak biasa.

Gabungan gaya etnik dan modern ini bisa berperan sebagai jembatan penyeimbang antara sisi kontemporer yang minimalis dan unsur-unsur tradisional yang kaya akan makna filosofis.

Salah satu jenis rumah adat tradisional yang dapat menjadi sumber inspirasi adalah rumah adat Bali, yang merupakan salah satu dari 34 rumah adat di Indonesia yang populer. Sebelum kita mengulas lebih lanjut, berikut adalah beberapa poin penting yang akan dibahas dalam artikel ini.

Bagian-Bagian Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali memiliki karakteristiknya sendiri yang menjadikannya unik dan berbeda dari rumah adat pada umumnya. Baik dari eksterior hingga bagian belakang rumah, elemen-elemen rumah Bali dirancang dengan kekhasan.

Bagian-bagian rumah Bali terbagi dengan sendirinya, dan tiap komponennya memiliki fungsi dan makna filosofis yang unik.

Dalam tulisan berikut, akan diuraikan secara mendalam komponen-komponen Rumah Adat Bali yang perlu anda ketahui:

1. Angkul-Angkul

Angkul-angkul adalah bagian paling depan yang biasanya dilengkapi gapura dengan atap tradisional dan struktur bangunan menyerupai candi di sisi kiri dan kanannya.

Atap angkul-angkul yang dihiasi dengan ukiran seni menghubungkan kedua sisi gapura, menciptakan tampilan yang unik. Meskipun pada awalnya menggunakan atap berbahan rumput kering, di zaman sekarang banyak yang telah menggantikannya dengan genteng.

2. aling-aling

Aling-aling adalah bangunan pada halaman rumah adat Bali yang berfungsi sebagai pemisah antara angkul-angkul dengan zona suci atau area ibadah. Aling-aling sering kali memiliki dinding pemisah yang disebut penyengker, yang sering dihias dengan patung di area depannya.

3. Bale Dauh

Setiap rumah khas Bali pasti dilengkapi dengan Bale Dauh.

Bale dauh adalah salah satu ruangan yang berada di dalam rumah adat Bali yang umumnya digunakan oleh masyarakat untuk menerima tamu. Walau begitu, tidak jarang juga yang menjadikan ruangan ini sebagai kamar tidur untuk anak laki-laki.

Bentuknya berupa bangunan berbentuk persegi panjang dengan sebuah bale di dalamnya. Lokasinya biasanya terletak di sisi barat dan memiliki banyak tiang penyangga, namun jumlah tiangnya dapat berbeda antara satu rumah dengan rumah lainnya.

4. Bale Gede

Bale gede adalah ruangan terbesar dalam rumah adat Bali. Bangunan ini dibuat dalam bentuk persegi panjang dan dikuatkan oleh 12 tiang penyangga.

Bangunan ini memiliki desain yang sangat indah dan sering digunakan untuk perayaan upacara adat, membakar sesaji, atau sekedar berkumpul untuk menyantap makanan khas Bali yang melibatkan tidak hanya keluarga tetapi juga masyarakat sekitar.

Oleh karena itu bangunan ini harus lebih tinggi dari bangunan di sekitarnya.

5. Pura Keluarga

Pura keluarga, atau yang disebut juga sebagai Pamerajaan, merupakan komponen rumah tradisional Bali yang digunakan sebagai tempat ibadah. Biasanya, Pamerajaan dibangun di sudut rumah adat, khususnya di sebelah timur laut.

Hampir semua rumah di Bali memiliki Pura kecil ini sehingga semua penghuni rumah dapat melakukan ibadah dan berdoa di Pura tersebut.

6. Pawaregan

Pawaregan adalah salah satu ruangan dalam rumah tradisional Bali yang berperan sebagai dapur untuk keperluan penyimpanan dan pengolahan makanan.

Biasanya, Pawaregan terletak di bagian selatan atau barat laut rumah utama dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu tempat memasak dan tempat untuk menyimpan makanan, peralatan dapur, dan hal-hal lainnya.

7. Bale Manten

Bale Manten atau Bale Daja pada dasarnya adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat tidur bagi kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah. Namun, dalam perkembangan saat ini, desainnya telah dimodifikasi menjadi rumah adat Bali yang lebih modern.

Bangunan ini harus selalu menghadap ke arah utara dan memiliki bentuk persegi panjang. Di sisi kanan dan kiri ruangan ini, sering terdapat bale-bale (semacam bangunan untuk tidur atau duduk).

8. Lumbung

Lumbung berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan pokok, seperti beras, jagung, sayuran, dan lain sebagainya. Lumbung memiliki ukuran yang lebih kecil daripada bale dan berdiri terpisah dari bangunan utama. Hal ini karena fungsinya terbatas hanya untuk menyimpan makanan pokok.

9. Bale Sekapat

Rumah tradisional Bali juga memiliki gazebo khusus, yang dikenal sebagai Bale Sekapat. Ciri khas Bale Sekapat adalah empat tiang yang menopang atap yang megah. Fungsinya adalah sebagai tempat bagi keluarga untuk berkumpul dan bersantai.

Bangunan ini juga memiliki makna filosofisnya sendiri, diharapkan bahwa dengan keberadaan bangunan ini, keluarga dapat mempertahankan hubungan yang harmonis dan mempererat kedekatan antara satu dengan yang lain.

10. Klumpu/Jineng

Jineng merupakan salah satu yang terbilang unik dalam daftar bangunan adat tradisional Bali.

Bangunan yang dilengkapi dengan empat sampai delapan tiang ini pada awalnya diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan gabah setelah dijemur dan diyakini sebagai bangunan suci (pada bagian atasnya), namun seiring perkembangan zaman, keberadaannya mengalami pergeseran fungsi.

Keberadaannya kini banyak difungsikan sebagai bangunan akomodasi pariwisata. “Alih fungsi Jineng dari sektor pertanian ke sektor lain di Bali telah terjadi,” kata Udayana, Rabu 4/11). Menurut Udayana, fenomena ini terjadi disebabkan oleh sejumlah faktor.

Di antaranya adalah perubahan fungsi lahan, perubahan dalam praktik budi daya padi terutama dalam metode penanaman, kurangnya pengendalian pascapanen, perubahan varietas bibit padi, dan faktor-faktor serupa lainnya.

Ciri-Ciri Khas pada Rumah Adat Rumah Adat Bali

rewrite this article: Ciri khas dari rumah adat Bali terlihat dari pola massa yang bernama Pola Sanga Mandala atau Konsep Nata. Selain itu, masyarakat Bali sangat memperhatikan bahan bangunan yang dipakai dalam membangun rumah, ornamennya, hingga bentuk atap rumah. Kalau ciri khas yang pertama pola massa, menggunakan pola Sanga Mandala atau konsep nata. Lalu yang kedua bahan-bahan bangunannya menggunakan alami, cerminan arsitekturnya bisa dilihat dari segi sisi struktur, konstruksi, bahan, ornamen, dan atap. Bentuk atapnya menggunakan konsep limasan (berbentuk segitiga) sama halnya dengan orang bali pakai udeng/destar (topi khas bali) itu yang menjadi identitas. Kalau identitas bangunan itu dasarnya Tri Angga. Jadi Tri Angga itu kepala, badan, dan kaki. Kepala orang bali itu dikasih destar untuk menunjukkan kembali memperkuat identitas ke-baliannya. Aturan Pemerintah Daerah dalam Membangun Rumah di Bali terdapat Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang pembangunan rumah di Bali. Hal tersebut telah diatur dalam Perda Nomor 5 Tahun 2005, yang mana terdapat empat ketentuan dalam membangun rumah di Bali. Pertama disebut arsitektur warisan, artinya heritage architecture seperti misalkan puri, jadi itu dianggap sebagai sebuah warisan yang perlu dilindungi. Kedua ada arsitektur setempat yang ada di julang, bayung gede pola-pola linier yang namanya disebut arsitek pegunungan. Disebut dengan arsitektur setempat karena di tempat-tempat itu saja yang ada, sementara di tempat lain yang lebih luas ada di daerah dataran. Ketiga arsitektur tradisional Bali, adalah arsitektur yang dirancang berdasarkan Asta Kosala Kosali, jadi Asta Kosala Kosali adalah landasan untuk membangun arsitektur tradisional Bali. Keempat, arsitektur Bali untuk mengakomodasi berbagai fungsi-fungsi baru yang berkembang dan tumbuh di Bali, seperti misalnya ada rumah sakit, swalayan, supermarket itu tidak ada fungsinya. Sebab dulu yang ada dulu hanya puri, pasar, dan rumah. “Nah, itu diberikan kesempatan untuk membangun dengan arsitektur Bali tetapi harus berlandaskan dengan arsitektur tradisional Bali. Jadi, walaupun perumahan-perumahan modern saat ini seyogyanya dia menggunakan identitas ke-baliannya agar tampak di rumah-rumah baru ini.” Nah itu dia daftar 10 nama bagian yang unik pada rumah adat Bali beserta filosofi, aturan dalam membangun, dan ciri khasnya. Kalau kalian berencana liburan ke Bali, sempatkan diri untuk berkunjung ke tempat wisata budaya sambil mempelajari rumah adat di sana. write in indonesian

Ciri Khas dan Aturan Membangun Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali memiliki ciri khas yang unik, terutama dalam Pola Sanga Mandala atau Konsep Nata. Selain itu, masyarakat Bali sangat memperhatikan bahan bangunan yang digunakan dalam membangun rumah, ornamen, dan bentuk atap rumah.

Ciri khas pertama adalah pola massa yang menggunakan Pola Sanga Mandala atau Konsep Nata. Ciri khas kedua adalah penggunaan bahan bangunan alami, yang tercermin dalam struktur, konstruksi, bahan, ornamen, dan bentuk atap rumah. Bentuk atap mengikuti konsep limasan (berbentuk segitiga), mirip dengan udeng atau destar, topi khas Bali, yang menjadi identitas.

Identitas bangunan didasarkan pada konsep “Tri Angga,” yang mencakup kepala, badan, dan kaki. Kepala orang Bali ditutupi dengan destar untuk memperkuat identitas ke-Bali-an.

Aturan Pemerintah Daerah dalam Membangun Rumah di Bali diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2005. Terdapat empat ketentuan utama:

  1. Arsitektur Warisan: Melindungi bangunan warisan seperti puri, yang dianggap sebagai bagian penting dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
  2. Arsitektur Setempat: Merujuk pada pola-pola linier di daerah seperti julang dan bayung gede, yang dikenal sebagai arsitektur pegunungan. Dinamakan arsitektur setempat karena hanya ditemukan di wilayah tertentu, sementara daerah dataran memiliki karakteristik berbeda.
  3. Arsitektur Tradisional Bali: Arsitektur ini didasarkan pada prinsip Asta Kosala Kosali, menjadi dasar dalam pembangunan rumah adat Bali.
  4. Arsitektur Bali untuk Fungsi Baru: Memberikan kesempatan untuk membangun rumah dengan arsitektur Bali yang dapat menampung berbagai fungsi baru yang berkembang di Bali, seperti rumah sakit, swalayan, dan supermarket. Meskipun fungsi-fungsi ini baru, bangunan harus tetap berlandaskan pada arsitektur tradisional Bali.

Inilah ciri khas dan aturan dalam membangun rumah adat Bali yang kaya akan budaya dan tradisi. Bagi para wisatawan yang berencana berkunjung ke Bali, ini adalah kesempatan yang baik untuk menjelajahi warisan budaya pulau ini dan memahami keindahan arsitektur rumah adat Bali.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *